Penelitian pada Materi
Perkembangan Islam pada Masa Modern
Menurut Ahmad Tafsir (2004) dalam
pengertian yang luas, pendidikan ialah pengembangan pribadi dalam semua aspeknya, dengan
penjelasan bahwa yang dimaksud pengembangan pribadi ialah
yang mencakup pendidikan oleh diri sendiri,
pendidikan oleh lingkungan, dan pendidikan oleh orang lain (guru). Seluruh
aspek mencakup jasmani, akal,
dan hati.
Tantangan yang dihadapi dalam Pendidikan Agama Islam sebagai
sebuah mata pelajaran adalah bagaimana mengimplementasikan PAI bukan hanya mengajarkan pengetahuan tentang agama, akan tetapi bagaimana
mengarahkan peserta didik agar meimiliki kualitas iman, takwa dan akhlak mulia. Dengan demikian
pembelajaran PAI akan membentuk kepribadian peserta didik yang memiliki keimanan
dan ketakwaan yang kuat dalam kehidupannya dan dihiasi dengan akhlak mulia dimanapun mereka berada.
Ruang lingkup pendidikan agama islam tingkat
SMA meliputi keserasian antara hubungan manusia
dengan Allah SWT, dengan sesama manusia
dan dengan alam serta lingkungan. Adapun ruang lingkup bahan pelajaran
pendidikan agama islam di SMA terfokus pada aspek-aspek :
1) Keimanan, 2) Alqur’an/hadits, 3) Akhlak, 4) Fiqih/ibadah dan 5) Tarikh.
Khusus pada ruang lingkup PAI tarikh atau
sejarah kebudayaan Islam, peneliti sering
kali mengalami hambatan.
Hambatan itu berupa
kesulitan dalam membangkitkan motivasi belajar peserta
didik. Peserta didik kebanyakan menunjukkan sikap bosan terhadap materi
pelajaran tarikh. Hal ini mungkin disebabkan
karakteristik materi tarikh/sejarah itu banyak berhubungan dengan hapalan tahun dimana peristiwa dalam
sejarah itu terjadi dan lainnya. Sebab lainnya
adalah karena model pembelajaran yang kurang memberikan motivasi kepada peserta didik sehingga mereka
tidak tertantang untuk mengikuti proses KBM.
Hasil belajar dapat menunjukkan tingkat keberhasilan proses pembelajaran. Seorang guru harus dapat mengenali hasil belajar dan kemajuan hasil belajar peserta didik, karena proses pembelajaran sangat erat kaitannya dengan hasil belajar. Hasil belajar yang optimal dapat dicapai dalam proses pembelajaran di sekolah jika guru tidak hanya berperan sebagai fasilitator tapi juga sebagai motivator bagi peserta didiknya. Motivasi dalam belajar dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang mendorong seseorang agar dapat melakukan proses pembelajaran. Seseorang tidak akan mendapatkan hasil belajar yang baik tanpa adanya motivasi. Motivasi mendorong dan mengarah minat belajar untuk tercapainya suatu tujuan. Yamin (2006), menyatakan bahwa proses pembelajaran akan berhasil manakala siswa mempunyai motivasi dalam belajar.
Keterkaitan antara motivasi dan belajar sangat
erat. Motivasi dan belajar merupakan dua hal yang saling
memengaruhi. Tanpa adanya motivasi belajar yang
tinggi, dapat diprediksi bahwa hasil belajar yang dicapai akan rendah. Motivasi belajar dapat timbul karena
faktor intrinsik dan ekstrinsik. Faktor intrinsik
berupa hasrat dan keinginan berhasil, dorongan kebutuhan belajar serta harapan dan cita-cita. Sedangkan
faktor ekstrinsik berupa adanya penghargaan, lingkungan belajar kondusif,
dan kegiatan belajar yang menarik (Uno, 2009).
Kegiatan belajar yang menarik salah
satunya dapat dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif serta tidak monoton. Model pembelajaran yang digunakan
oleh guru menjadi salah satu faktor penting
dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Seorang guru harus menguasai dan menerapkan strategi-strategi pembelajaran yang bervariasi yang sesuai dengan
situasi dan kondisi
di kelasnya. Penerapan
model pembelajaran yang tepat
akan membuat peserta didik antusias, karena mereka merasa termotivasi dalam proses pembelajaran. Jika motivasi
belajar peserta didik tinggi,
maka peserta didik akan aktif
selama proses belajar
sehingga dapat meningkatkan hasil belajar mereka.
Ahmad Tafsir, dkk. (2013) menjelaskan bahwa pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan
prinsip-prinsip pembelajaran tersebut adalah
pendekatan ilmiah (scientific). Dalam pendekatan atau proses kerja yang memenuhi kriteria
ilmiah, para ilmuwan
lebih mengedepankan pelajaran
induktif (inductive reasoning) ketimbang penalaran deduktif
(deductive reasoning). Untuk memperkuat pendekatan ilmiah dalam kegiatan
pembelajaran perlu diterapkan metode pembelajaran berbasis penyingkapan
/ penelitian (discovery / inquiry
learning). Metode penyingkapan/penelitian tergolong
dalam teori pembelajaran kontemporer konstruktivisme.
Dengan penggunaan model discovery
learning diharapakan akan meningkatkan
motivasi belajar peserta didik. Motivasi
belajar yang tinggi menggambarkan keberhasilan proses belajar
yang pada akhirnya
akan meningkatkan hasil belajar yang holistik (utuh) dan berkarakter, yaitu mengembangkan aspek
fisik, emosi, sosial,
kreativitas, spiritual dan intelektual peserta didik secara optimal serta
terbentuknya manusia yang lifelong learnes (pembelajar sejati).
Hasil dan motivasi belajar peserta
didik kelas XI IPS 4 pada pelajaran PAI di SMA
NEGERI 1 PREMBUN masih rendah.
Hal ini berdasarkan hasil Observasi dan pengamatan dilapangan.
Indikasi masih rendahnya motivasi belajar
peserta didik pada pelajaran Pendidikan Agama Islam dapat terlihat selama proses pembelajaran masih ada
peserta didik yang cenderung kurang memperhatikan
apa yang disampaikan guru, misalnya berbicara dengan teman sebangku atau tidak mencatat. Ketika diskusi di kelas peserta
didik juga kurang
aktif dalam bertanya dan menjawab. Banyak peserta didik yang enggan
untuk bertanya dan mengemukan
pendapatnya selain itu masih banyak peserta didik yang menganggap PAI merupakan pelajaran yang sulit terutama
dalam materi Perkembangan Islam pada Masa Modern
(1800M-sekarang).
Tujuan pembelajaran dari materi perkembangan Islam pada masa modern
peserta didik kelas XI dapat mendeskripsikan perkembangan Islam pada masa modern (1800M-sekarang) dengan
baik. Selain memahami materi peserta
didik juga harus dapat
mengaplikasikan sikap semangat menumbuh kembangkan ilmu pengetahuan dan kerjakeras sebagai
implementasi dari semangat
umat Islam pada masa modern secara konsisten. Materi ini merupakan
materi dasar untuk
dapat memahami pola-pola
pembaharuan dalam Islam. Model
pembelajaran discovery learning
sangat cocok untuk menerapkan materi ini karena dapat merangsang
partisipasi peserta didik di kelas secara keseluruhan maupun
secara individual. Model ini memberi
kesempatan kepada setiap peserta didik untuk menggali
sendiri informasi yang berkaitan dengan tema pokok pembahasan. Peserta
didik yang selama
ini pasif dalam pembelajaran akan termotivasi untuk ikut serta dalam pembelajaran secara aktif yang
nantinya diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar peserta
didik.
Salah satu pola pembelajaran
Kurikulum 2013 yaitu menekankan pada higher
order thinking skill (kemendikbud, 2013) dan melalui penerapan model pembelajaran discovery learning pola
tersebut dapat diterapkan, bahkan bukan hanya
peserta didik yang dituntut higher order thinking skill tetapi guru juga, karena guru harus memberikan penguatan
jawaban peserta didik. Sehingga dalam
penerapan model pembelajaran discovery learning tidak hanya dapat meningkatkan kualitas peserta didik tetapi
juga dapat meningkatkan kualitas guru.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka saya tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Meningkatkan Motivasi Dan Hasil Belajar Peserta Didik Kelas XI Melalui Model Pembelajaran Discovery Learning (penelitian pada Materi Perkembangan Islam Pada Masa Modern (1800M-sekarang) di SMA Negeri 1 Prembun”.
Hasil dari pembelajaran PAI pada materi Perkembangan Islam Pada Masa Modern (1800M-sekarang ) dengan model pembelajaran Discovery Learning penulis dapat menyimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran discovery learning dapat meningkatkan motivasi belajar dan hasil belajar peserta didik kelas XI IPS 4 dengan jumlah peserta didik 35 anak di Sma Negeri 1 Prembun, Pelajaran Tahun 2022/2023. Hal ini dibuktikan dari keterlaksanaan RPP dan respon siswa. Keefektifan dibuktikan dari kemampuan guru, aktivitas siswa, peningkatan motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa. Hasil penelitian yang diperoleh meliputi: kepraktisan dan keefektifan pembelajaran discovery learning memiliki kriteria sangat tinggi dan ukuran pengaruh yang besar. Kesimpulan penelitian ini yaitu pembelajaran discovery learning memiliki pengaruh yang besar terhadap peningkatan motivasi belajar dan penguasaan konsep siswa
Penulis
Hikmah Agus Sulasih, S.Pd.I
Guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 1 Prembun