NEWS UPDATE :  

Berita

PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT PADA KELAS X SEMESTER GANJIL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

PEMBELAJARAN TEKS ANEKDOT PADA KELAS X SEMESTER GANJIL

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING

 

Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang sering dikeluhkan sulit oleh peserta didik. Nilai yang masih kurang dari batas ketuntasan juga menjadi indikator bahwa mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang sulit bagi peserta didik. Dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia terdapat materi mengenai berbagai macam teks, baik teks sastra maupun nonsastra. Salah satu teks yang dipelajari dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia adalah Teks Anekdot. Teks anekdot dipelajari pada kelas X semester ganjil. Peserta didik kelas X masih kesulitan dalam memahami materi mengenai teks anekdot. Beberapa faktor yang menyebabkan peserta didik kesulitan memahami materi teks anekdot adalah peserta didik belum mengenal teks anekdot, peserta didik kesulitan memahami isi teks anekdot, pesera didik kesulitan memahami struktur dan kebahasaan teks anekdot, peserta didik kesulitan menulis teks anekdot.

Anekdot merupakan adalah satu jenis teks sastra yang bersifat fiksi atau hasil rekayasa. Dalam KBBI disebutkan bahwa anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.  Meskipun disebut lucu, anekdot tidak harus membuat orang tertawa Ketika mendengar atau membaca cerita tersebut. Hal ini dikarenakan anekdot memiliki tujuan tertentu yaitu mengkritik dan memberi nasihat. Kelucuan dalam anekdot berupa penyimpangan (hal yang tidak lazim) pada anekdot seperti hal konyol, mengesankan, atau menjengkelkan yang biasa disebut humor.

Teks anekdot merupakan jenis teks yang baru dipelajari pada kelas X sehingga peserta didik belum mengenal teks. Dengan kondisi demikian, peserta didik perlu mendapatkan informasi mengenai teks anekdot ini baik dari guru maupun secara mandiri sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sebenarnya teks anekdot tidak berbeda dengan jenis cerita yang lain pada usur intrinsik dan ekstrinsik, maupun struktur teksnya.

Teks anekdot berisi cerita lucu yang di dalamnya terdapat sindiran yang bertujuan untuk mengkriti atau memberikan nasihat. Kririk dalam teks anekdot disampaikan secara tersirat atau tidak langsung. Hal inilah yang menjadikan peserta didik kesulitan memahami isi atau maksud dari sindiran yang disampaikan dalam teks anekdot.

Selain itu, peserta didik juga kesulitan memahami struktur dan kebahasaan teks anekdot. Hal ini disesbabkan oleh pemahaman pesrta didik yanh masih kurang mengenai bagian-bagian dari struktur teks anekdot sehingga peserta didik kesulitan menentukan bagian-bagian struktur teks anekdot. Teks anekdot adalah teks yang singkat sehingga menyebabkan penggunaan kaidah kebahasaan yang digunakan terbatas sehingga tidak semua kaidah kebahasaan dapat dimuncukan dalam teks anekdot. Dengan demikian peserta didik merasa bingung pada saat menganalis kaidah kebahasaan yang digunkan dalam teks anekdot.

Dengan berbagi masalah di atas membuat peserta didik kesulitan menulis teks anekdot karena peserta didik belum memahami struktur dan kaidah kebahasaan dalam teks anekdot. Selain itu, peserta didik juga kerap dibingungkan dengan pemilihantema yang akan digunakan dalam menulis teks anekdot.

Dengan permasalahan di atas, model pembelajaran Problem Based Learning dapat diterapkan dalam pembelajaran teks anekdot. Dikutip dari https://bdkdenpasar.kemenag.go.id Problem Based Learning diartikan sebagai Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu jenis model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) untuk menghasilkan suatu produk. Dalam model pembelajaran ini, pembelajaran terpusat pada peserta didik. Peserta didik melakukan pembelajaran melalui kegiatan proyek. Dalam melaksanakan kegitan proyek peserta didik melasanakan tahap-tahap pembelajaran secara mandiri. Masalah yang disajikan adalah masalah yang autentik sehingga siswa dengan mudah mampu memahami masalah tersebut serta dapat menerapkannya dalam kehidupan. Peserta didik berusaha untuk mencari sendiri berbagai informasi yang dibutuhkan melalui berbagai sumber, baik dari buku atau sumber informasi lainnya. Meskipun Guru hanya berperan sebagai fasilitator, guru harus selalu memantau perkembangan aktivitas siswa dan mendorong mereka agar mencapai target yang hendak dicapai.

Dengan demikian model pembelajaran Problem Based Learning dapat diterapkan dalam pembealajaran teks anekdot karena memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik dan melatih peserta didik untuk mandiri. Namun, demikian guru sebagai fasilitator perlu merencanakan pembelajaran dengan baik seperti pemulihan metode pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran serta merancang pembelajaran yang menarik bagi peserta didik agar peserta didik tertarik dan antusia dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.


Link Download :
1. Artikel DISINI

2. Laporan Best Practice DISINI


Dewanti Mustikarini, S.Pd.

Guru Mapel Bahasa Indonesia

SMA Negeri 1 Prembun