NEWS UPDATE :  

Berita

CANVA SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF APLIKASI UNTUK MENYAJIKAN HASIL KARYA PESERTA DIDIK

CANVA SEBAGAI SALAH SATU ALTERNATIF APLIKASI
UNTUK MENYAJIKAN HASIL KARYA PESERTA DIDIK DALAM MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS
SESUAI DENGAN MINATNYA

Oleh Desy Aquina

Biologi adalah ilmu yang mempelajari makhluk hidup dan kehidupannya termasuk hewan, tumbuhan, dan mikroba. Di dalamnya, biologi mengkaji berbagai aspek kehidupan termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran dan taksonomi.

Biologi berasal dari bahasa Yunani, yaitu “bios” yang berarti kehidupan dan “logos” yang berarti ilmu sehingga biologi dapat diartikan sebagai ilmu tentang kehidupan dan organisme hidup. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI, Biologi adalah ilmu tentang keadaan dan sifat makhluk hidup seperti manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan.

Biologi merupakan salah satu mata pelajaran yang sangat diminati oleh sebagian besar peserta didik di SMAN 1 Prembun. Peserta didik menganggap Biologi itu sangat dekat dengan mereka karena dalam materi biologi terdapat banyak pembahasan mengenai tubuh manusia dan berbagai sistemnya, berbagai jenis tumbuhan dan hewan yang belum atau sering mereka temui, maupun gangguan atau penyakit yang sering mereka alami dan mengetahui penyebabnya ketika mereka sedang mempelajari materinya. Mereka merasa antusias ketika materi Biologi dijelaskan atau dihubungkan dengan kejadian yang dialami.

Namun, tepatnya di Bulan Maret 2020 sampai beberapa bulan yang lalu, dunia Pendidikan di seluruh dunia, khususnya di Indonesia, terkena dampak dari pandemic Covid-19. Hal ini membuat kegiatan belajar mengajar yang efektif dengan pertemuan atau tatap muka secara langsung (luring) menjadi berkurang. Peserta didik diwajibkan belajar dari rumah, melalui kegiatan mengamati dan menyimak hanya melalui media daring atau melakukan kegiatan belajar mandiri di rumahnya masing-masing.

Tentunya kegiatan daring ini sangat berdampak terhadap peserta didik. Masing-masing peserta didik akan sangat berbeda memperoleh dampaknya. Hal ini dapat dipengaruhi juga oleh beberapa faktor diantaranya lingkungan tempat tinggal, fasilitas (hp, internet), dan motivasi serta dukungan orang tua atau wali yang berbeda-beda. Oleh karena itu perlu adanya inovasi dan kreatifitas dari guru di masa pandemi maupun setelah pandemi agar pembelajaran tetap menyenangkan dan mudah dipahami oleh peserta didik dengan latar belakang dan kondisi yang berbeda-beda akibat adanya pandemi.

Penggunaan smartphone untuk kegiatan pembelajaran di masa pandemi adalah suatu keharusan. Seluruh interaksi baik saat pembelajaran, penugasan hingga penilaian, seluruh peserta didik menggunakan smartphone masing-masing. Aplikasi yang digunakan saat pembelajaraan daring sangat banyak sekali yang dapat dijadikan alternatif dan pilihan guru. Aplikasi yang dapat digunakan diantaranya adalah Whatsapp (WA), Virtual Zoom Meeting, G-meet, Google classroom, bahkan aplikasi media sosial lainnya yang selama ini hanya dianggap berfungsi sebagai hiburan, ternyata dapat digunakan untuk kegiatan pembelajaran, seperti Youtube, Instagram, maupun facebook.

Banyaknya aplikasi yang tersedia, terutama saat pandemi Covid 19 maupun setelahnya, kembali memberikan tantangan kepada guru. Guru harus mampu dan berkompeten dalam menentukan aplikasi yang paling tepat untuk digunakan dalam kegiatan pembelajaran tentunya disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan. Tidak semua aplikasi sesuai dengan materi yang akan disampaikan, karakteristik peserta didik pun perlu diperhatikan. Belum lagi, waktu belajar daring pun harus bersaing dengan aplikasi permainan yang sangat digemari oleh peserta didik melalui smarphone masing-masing peserta didik. Hal ini membuat peserta didik tidak fokus dalam kegiatan pembelajaran.

Aplikasi Canva merupakan teknologi terkini yang dapat menunjang kreativitas guru untuk membuat media pembelajaran yang menarik. Tak hanya untuk guru Aplikasi Canva bisa dijadikan forum diskusi untuk siswa mengembangkan kemampuan berpikir kritisnya. Kemampuan berpikir kritis merupakan tantangan di abad-21 yang dapat menunjang kehidupan berikutnya. Kemampuan berpikir kritis adalah proses kognitif peserta didik dalam menganalisis dan menyelesaikan suatu masalah. Salah satu yang dapat membantu meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik adalah model pembelajaran yang telah disesuaikan terhadap materi pembelajaran di sekolah. Model pembelajaran yang disarankan adalah model pembelajaran yang terpusat pada siswa (student centered). Maka ada dua model pembelajaran yang disarankan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis peserta didik yaitu discovery learning dan problem-based learning. Keduanya dianggap dapat melatih kemampuan berpikir peserta didik karena keduanya melibat aktifkan peserta didik dalam pembelajaran. Juga keduanya menuntut peserta didik untuk mengaplikasikan, menganalisis, mengintegrasi, dan mengevaluasi masalah. Dalam proses ini, kemampuan berpikir kritis peserta didik perlu untuk dilatih terus-menerus.


Link Download :
1. Artikel DISINI

2. Laporan Best Practice DISINI